BELAJAR ONLINE TEKNIK LAS DAN CNC
Senin, 27 April 2020
Jumat, 24 April 2020
MATERI DASAR MESIN BUBUT
1. MEMBUBUT (TURNING)
Dengan membubut dapat dibuat produk-produk yang pada umumnya berbentuk silinder. Benda kerja diputar oleh mesin dengan bantuan alat pencekam dan dimakan oleh perkakas potong (pahat) yang digerakkan terhadap benda kerja. Bentuk benda kerja bubut yang berbeda-beda, dibuat de ngan berbagai macam proses pembubutan. Tergantung bagian luar atau bagian dalam benda kerja yag dikerjakan, maka kemudian disebut pembubutan luar dan pembubutan dalam. Pada mesin bubut juga dapat dikerjakan proses-proses yang lain seperti mengebor, counter boring, counter sinking, reaming maupun mengetap dan sney.
2. MESIN BUBUT KONVENSIONAL
Gambar 1. Mesin Bubut
Bagian - bagian utama pada mesin bubut :
Tempat kedudukan spindel utama. Spindelnya
sendiri berlubang, dan pada ujung depannya lubangnya berbentuk tirus dan bagian
luarnya terdapat fasilitas guna pemasangan benda kerja. Terdapat pula lemari
roda gigi, baik untuk pengaturan kecepatan spindel maupun feeding.
Gambar 2. Kepala Tetap
B. Kepala Lepas
Berfungsi
untuk (a) Pendukung benda kerja yg panjang dengan bantuan senter kepala Lepas, (b) tempat pemasangan perkakas potong (bor, reamer) dan (c)
pembubutan tirus.
Gambar 3. Kepala Lepas
C. Bed
Berfungsi sebagai pendukung (kep. tetap, kep. Lepas dan support) dan sebagai pengarah (support, kep.
Lepas).
Gambar 4. Bed / landasan
E. Support (Carriage)
Terdiri atas:
·
Appron (roda-roda gigi penggerak otomatis)
·
Eretan
memanjang
·
Eretan
melintang
·
Eretan
atas
· Tool post
Gambar 5. Carriage
3. PERKAKAS PEMEGANG
BENDA KERJA
3.1 Chuck cakar 3 dan chuck cakar 4 memusat (3 jaw and 4 jaw universal chuck).
Untuk pencekaman benda-benda kerja bulat, segi 6 dan
segi-segi lain yang dapat dibagi 3.
Biasanya dilengkapi dengan cakar balik (reverse jaw) dan
soft jaw. Soft jaw dapat dibubut pada tempatnya untuk
menyesuaiakn dengan diameter benda kerja yang telah dikerjakan sebelumnya
(untuk pekerjaan presisi).
Gambar 6. Chuck
3.2 Chuck cakar 4 independet (4 jaw independent chuck)
Untuk pencekaman benda kerja bulat,
segi 4, segi 8 dll.
Gambar 7. Chuck Cakar 4
Untuk pencekaman dan pemasangan
benda kerja dengan bentuk tak beraturan.
Untuk menghindari putaran yang tak beraturan,
diberilah penyeimbang.
Gambar 8. Chuck Pelat Rata
Collet chuck adalah alat cekam presisi, untuk pencekaman permukaan halus yang telah selesai dikerjakan. Satu collet untuk satu macam diameter saja.
Gambar 9. Collet Chuck
2. Collet chuck tekan
- Untuk mengerjakan benda kerja yang panjang.
- Pada kedua ujung benda kerja dibuat lubang
senter terlebih dahulu.
Gambar 10. Bubut di antara 2 senter
- Senter berputar (live center), dipasang pada kepala lepas.
- Pengaturan kelurusan kedua ujung senter.
- Lubang senter dan center drill
3.6 Mandrel
Mandrel untuk menegrjakan
bagian luar benda kerja, yang harus konsentris terhadap lubang yang telah
dibuat sebelumnya.
Gambar 11. Mandrel
Gambar 12. Expanding mandrel
Gambar 13. Mandrel universal
Macam-macam Proses Permesinan
1. MACAM - MACAM PROSES PERMESINAN
3. MACAM - MACAM GERAKAN PADA MESIN PERKAKAS
2. PENGELOMPOKAN MESIN-MESIN PERKAKAS
2.1.
Mesin-mesin perkakas dengan perkakas potong yang secara
geometris terukur/teratur
·
Mesin
bubut
·
Mesin
frais
·
Mesin
bor
2.2.
Mesin-mesin
perkakas dengan perkakas potong yang secara geometris tak terukur / tak teratur
·
Mesin
gerinda
·
Mesin
honing
·
Mesin
lapping
1.
Gerak
Utama atau Gerak pemotongan
·Merupakan
gerak putar (mesin bubut, mesin frais, mesin bor)
·Ataupun
gerak lurus / translasi (mesin sekrap, mesin gergaji
·Dilakukan
oleh perkakas potong (mesin frais, mesin bor, mesin gerinda)
·Dilakukan
oleh benda kerja (mesin bubut, mesin planner)
v DIUKUR
DALAM METER / MENIT (Vc)
2.
Gerak IN – FEED / gerak pengumpan ( depth of cut),
Menentukan lebar tatal ( a ) (lihat gb. Sebelah kiri)
v DIUKUR DALAM MILIMETER (mm)
3.
Gerak
feeding / gerak pemakanan
Gerakan ketiga yang memungkinkan proses pemesinan / penyayatan tatal
berlanjut.
Menentukan tebal tatal ( f )
(lihat gb. Sebelah
kiri)
v DIUKUR
DALAM MILIMETER / PUTARAN ATAU MILIMETER / MENIT
CONTOH MACAM GERAKAN MESIN
Tugas: Tentukan mana gerak pemotongan / gerak utama,
gerak in-feed dan gerak feeding, pada proses-proses pemesinan di bawah ini!
Keterangan: H =
gerak pemotongan
Z = gerak in-feed
V = gerak pemakanan (feeding)
|
Senin, 20 April 2020
Garis Bayang - bayang
1. Benda kerja dengan garis bayang-bayang
1.1 Garis
bayang-bayang digambarkan sebagai garis putus-putus dengan ketebalan 7/10 dari
garis benda.
Panjang masing-masing garis tergantung pada ukuran gambar. Agar
memberikan gambaran garis celahnya
dibuat sedikit kecil (1-1/5 mm).
1.2 Garis
putus=putus dimulai dan diakhiri dengan garis pada tepi gambar.
1.3 Pada
perubahan dari garis benda ke garis bayang-bayang harus diawali dan diakhiri
dengan celah.
1.4 Garis putus-putus selalu dipertemukan dengan garis (membuat sudut yang utuh).
1.5 Garus bayang-bayang yang bersilangan harus berpotongan pada garis.
1.6 Garis bayang-bayang yang sejajar berjarak dekat celahnya dibuat/dilukis dengan saling menutupi.
1.7 Jika garis bayang-bayang dan garis sumbu berhimpitan, maka yang digambar adalah garis bayang-bayang.
Catatan : Garis ukuran tidak dapat dicantumkan pada garis bayang-bayang.
1.4 Garis putus-putus selalu dipertemukan dengan garis (membuat sudut yang utuh).
1.5 Garus bayang-bayang yang bersilangan harus berpotongan pada garis.
1.6 Garis bayang-bayang yang sejajar berjarak dekat celahnya dibuat/dilukis dengan saling menutupi.
1.7 Jika garis bayang-bayang dan garis sumbu berhimpitan, maka yang digambar adalah garis bayang-bayang.
Catatan : Garis ukuran tidak dapat dicantumkan pada garis bayang-bayang.
Benda Kerja Bentuk Piramid
1. Benda Kerja Bentuk Piramid
1.1 Dua buah pandangan umumnya cukup
untuk menggambarkan suatu benda piramid.
Satu pandangan cukup untuk menggambarkan piramid dengan
dasar alas bujur sangkar.
1.2 Kemiringan/pendakian suatu
daerah dapat dinyatakan sebagai perbandungan kemiringan atau bisa dalam
prosentase.
Sudut kemiringan dapat juga dicantumkan dengan simbol segi tiga.
Pendakian = B - b = 20 – 10 = 1 : 4
L 40
Tan β = 20 – 10 = 1
40 4
1.3 Tingkat ketirusan dari model
piramid adalah perbandingan dari perbedaan lebar terhadap panjang piramid.
Derajat ketirusan
= B - b = 40 – 20 = 1 : 2
L 40
Ketirusan diperlihatkan dengan simbol segitiga seperti pada gambar d bawah ini :
1.4 Daerah
bidang datar pada pandangan diperlihatkan dengan garis diagonal tipis, jika
tidak dimunculkan
pada pandangan berikutnya.
1.5 Menggambar
panjang garis sebenarnya dari proyeksi suatu garis.
Materi Alat Ukur Teknik
MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR
1. MEMBEDAKAN
SISTEM PENGUKURAN
Kualitas produk merupakan masalah yang
tidak bisa diabaikan, oleh karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang
dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang sangat vital dalam menjamin kualitas dari
produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah
pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu
benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat,
temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat
dengan cara yang tepat, sehingga hasil
pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran
sesungguhnya.
1.1 Klasifikasi Pengukuran
Untuk
mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan
mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem
pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan
kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik
pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat
ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah
pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh
berbagai hal diantaranya :
- Besar benda
yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda
yang akan diukur,
- posisi benda yang akan
diukur,
- Tingkat ketelitian yang
direncanakan
- efisien
- dsb
Dalam prakteknya pengkuran dapat
diklasifikasikan antara lain ;
- Panjang
- Berat
- Temperatur
- Sudut
- Kerataan
A. Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada
klasifikasi pengukuran panjang adalah;
- diameter
- tebal
- tinggi
- lebar
- melingkar.
- Bidang.
Untuk mengukur panjang dapat digunakan beberapa
alat ukur, seperti: mistar baja, meteran gulung, jangka sorong, jangka kaki,
jangka bengkok, pengukur ketinggian, dan alat ukur lainnya. Alat ukur ini
termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya dapat dibaca
langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut hanya dibedakan oleh
kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur.
Gambar 1. Penggaris dan Meteran
Gambar 2. Vernier
Caliper (Jangka Sorong)
Gambar 3. Mikrometer
B. Mengukur Berat
Gambar 4. Neraca Pengukur Berat
Banyak tipe yang
digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala secara digital maupun secara manual. Demikian
juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi
benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut.
C. Mengukur Temperatur
Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.
D. Pengukur kerataan (Straiht gauge)
Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.
E. Mengukur Sudut (Angle Measure)
Busur sudut (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor).
2. Unit Pengukuran dan Konversi
Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.
D. Pengukur kerataan (Straiht gauge)
Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.
E. Mengukur Sudut (Angle Measure)
Busur sudut (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor).
2. Unit Pengukuran dan Konversi
Sistem pengukuran yang
digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem matrik dan ada juga yang
menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam satuan Inggris) khususnya
pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam
bidang keteknikan adalah:
Besaran
|
metrik
|
imperial
|
Panjang
Temperatur
Berat
|
meter (m)
Celcius (oC)
kilogram (kg)
|
feet
Fahtenheit
pound
|
3. Panjang
Mengukur panjang suatu benda merupakan
pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua
dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang
dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada adasarnya adalah
menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain.
Dalam sistem matrik unit
yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adaah milimeter
(mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m
1000 mm = 1 m
Jika pengukuran
yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama
dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km
Pada sistem Imperial, feet
merupakan satauan yang digunakan untuk
mengukur panjang dalam bengkel (workshop)
dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek
digunakan satuan inchi (in atau “)
12”
= 1 ft
Satuan lain yang digunakan
dalam pengukuran panjang dalam sistim
imperial adalah yard (yd) dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan
yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim
konversi faktor. Beberapa bengkel
(workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran
digunakan tabel konversi.
Dalam
prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya,
hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk
imperial digunakan 3 angka debelakang koma.
Untuk
konversi milimeter ke inchi,
1 in = 25,4 mm
Konversi
10 mm ke inchi.
Konversi
44,45 mm ke dalam satuan inchi,
44,45 mm : 25,4
= 1,75”
Konversi
2” ke mm
2” X
25,4 = 50,8 mm
Pengukuran
yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan
bilangan pecahan seperti 1/2 ” jika ukurannya kurang dari satu.
Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak
menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.
Konversi 3/8 inchi
ke bilangan desimal
3 : 8 = 0,375 “
Jika
ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat
dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:
Penyelesaian;
11/16” jadi 11 : 16 = 0,688”
111/16” = 1,688”
v 1,688”
X 25,4 = 42,88 mm
Konversi feet ke meter dan milimeter, 1 m =
3,2808 ft
3’
: 3,2808 = 0,91441 m
= 914,41 mm
Bentuk
konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara
memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan
Contoh;
Konversi
21/2” ke dalam mm
Penyelesaian;
1/2” = 12.7 mm
2” = 50,8 mm
21/2” = 63,50 mm
Konversi 12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
10 mm =
0,3937”
2
mm = 0,0787”
0,54 mm
= 0,0213”
12,54 mm = 0,4937”
4. Temperatur
Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius
(0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF).
Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala
perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.
5. Berat
Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik
adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konversi gram ke
kilogram dan kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton
Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat
adalah ounce (oz), pound (lb), dan ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t
Perubahan
kilogram ke pound, satu kilogram =
2.2046 pound
Konversi
80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan
kilogram ke pound, satu kilogram =
2.2046 pound
Konversi
80 kg ke pound
80 kg X 2,2046 = 176,4 lb
Perubahan
pound ke kilogram, satu poung = 1/2.2046
kilogram
Konversi
210 pound ke kg
210 pound : 2,2046 = 95,3 kg
Perubahan
gram ke ounce, satu gram = 28,35 ounce
(oz)
Konversi
17,6 ounce ke gram
17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr
Perubahan
ounce ke gram, satu ounce = 1/28,35 ounce (oz)
Konversi 453,6 gr ke oz
453,6 gr: 28,35 = 16 oz
Langganan:
Postingan (Atom)
-
1.3 ETIKET GAMBAR TEKNIK SECARA UMUM SESUAI KAIDAH YANG BERLAKU 1) Menentukan ukuran kertas gambar Untuk menentukan kertas gamba...
-
1. TANDA PENGERJAAN PADA GAMBAR TEKNIK 1.1 Simbol dasar terdiri dari dua garis dengan panjang yang tidak sama (perbandinga...