Jumat, 03 April 2020

PROYEKSI EROPA DAN AMERIKA

1.           Gambar Proyeksi
Pada gambar teknik mesin, teristimewa pada gambar kerja dipergunakan cara proyeksi ortoganal yang sudah dibahas sepintas pada pokok bahasan terdahulu.
Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak digunakan adalah bidang horizonta dan bidang vertikal, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bidang-bidang utama membagi seluruh ruang dalam empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal  dan di depan bidang vertikal disebut kwadran pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertikal, serta kwadran ke empat adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal.
Jika benda yang digambar diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “proyeksi bidang kwadran pertama” atau “cara proyeksi sudut pertama.” Jika bendanya diletakkan pada kwadran ke tiga, macara proyeksi ini disebut “proyeksi kwadran ketiga” atau “proyeksi sudut ke tiga”. Sedangkan untuk kwadran yang lainnya tidak digunakan dalam membuat gambar proyeksi
             Gambar-gambar pandangan pada umumnya digambar menurut cara sudut pertama dan sudut ketiga.
                                         Gambar 1 Proyeksi
2.             Cara proyeksi sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Benda yang tampak di bawah ini gambar (a) diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi seperti pada gambar (b). Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A, dan gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar sebagai titik atau garis pada proyeksi. Pada gambar (b) tampak juga proyeksi benda bidang bawah menurut arah B, dan menurut arah C, padang bidang proyeksi sebelah kanan, menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E pada bidang proyeksi atas dan meurut arah F pada bidang depan.
          Jika Proyeksi-proyeksi, seperti pada gambar (b), telah dibuat semuanya, hasilnya kurang berguna, karena bidang-bidang proyeksinya disusun di dalam tiga dimensi. Oler karena itu mereka harus diletakkan dalam satu lembar kertas gambar dalam dua dimensi.
Gambar 2. Proyeksi sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Bidang-bidang proyeksi dimisalkan merupakan suatu kubus tertutup gambar (b) di atas kemudian dibuka seperti gambar (c) di atas sehingga semua sisi terletak pada bidang vertikal.
Susunan gambar proyeksi harus demikian hingga dengan pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B terletak di bawah, pandangan kri C terletak di sebelah kanan, pandangan kanan D terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak di atas, dan pandangan belakang F terletak di sebelah kti atau kanan. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar (d) di atas.
Dalam gambar, garis-garis tepi, yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis proyeksi tidak digambar.
             Gambar proyeksi demikian disebut gambar proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara E” karena cara ini telah banyak digunakan di negara-negara Eropa seperti Jerman, Swis, Prancis dan lain-lainnya.

3.             Cara proyeksi sudut ketiga ( Proyeksi Amerika )
Benda yang akan digambar diletakkan dalam peti kubus dengan sisi tembus pandang sebagai bidang-bidang proyeksi  seperti  gambar  di  bawah  ini  (a). Pada  tiap-tiap  bidang  proyeksi  akan   tampak gambar pandangan dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak panah



                                         Gambar 3. Proyeksi sudut ketiga (Proyeksi Amerika)
Pandangan depan dalam arah A dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan yang lain diproyeksikan pada bidang-bidang lainnya menurut gambar (a) di atas. Sisi-sisi kubus dibuka menjadi satu bidang proyeksi depan menurut arah anak panah yang terdapat pada gambar (b) di atas. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar (c) di atas. Dengan pandang depan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas, pandangan kri C di sebelah kiri, pandangan kanan D diletakkan di sebelah kanan, pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F diletakan di sebelah kiri atau kanan.
         Susunan proyeksi ini disebut proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga dengan “cara A” karena banyak dipakai di Amerika dan negara lainnya seperti Jepang, Canada, Australia dan negaran-negara lainnya.

4.             Pengenalan cara-cara proyeksi dan lambangnya.
Jika hasil-hasil gambar proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan, maka akan terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya yang lain, dilihat dari segi susunannya. Oleh karena itu perbedaannya sangat penting untuk diperhatikan. Harus dicatat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai bersamaan dalam satu gambar.
Dalam standar DIN ISO 5456-2(1998-04) telah ditetapkan bahwa kedua cara proyeksi boleh dipergunakan. Untuk keseragaman, semua gambar dalam ISO digambar menurut proyeksi sudut pertama.
            Jika pada gambar telah ditentukan cara proyeksi yang dipakai, maka cara yang dipakai harus dijelaskan pada gambar dengan menggunakan simbol/lambang seperti di bawah ini.

Gambar 4 Simbol/Lambang Proyeksi sudut pertama (Eropa) dan Sudut Ketiga (Amerika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar