1. Gambar Proyeksi
Pada gambar teknik mesin,
teristimewa pada gambar kerja dipergunakan cara proyeksi ortoganal yang sudah
dibahas sepintas pada pokok bahasan terdahulu.
Bidang-bidang proyeksi yang
paling banyak digunakan adalah bidang horizonta dan bidang vertikal, seperti
yang terlihat pada gambar di bawah ini. Bidang-bidang utama membagi seluruh
ruang dalam empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan bidang vertikal disebut kwadran
pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di belakang bidang vertikal
disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang terletak di
bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertikal, serta kwadran ke empat
adalah bagian ruang yang terletak di bawah bidang horizontal dan di belakang
bidang vertikal.
Jika benda yang digambar
diletakkan di kwadran pertama, dan diproyeksikan pada bidang-bidang proyeksi,
maka cara proyeksi ini disebut “proyeksi bidang kwadran pertama” atau “cara
proyeksi sudut pertama.” Jika bendanya diletakkan pada kwadran ke tiga, macara
proyeksi ini disebut “proyeksi kwadran ketiga” atau “proyeksi sudut ke tiga”.
Sedangkan untuk kwadran yang lainnya tidak digunakan dalam membuat gambar proyeksi
Gambar-gambar
pandangan pada umumnya digambar menurut cara sudut pertama dan sudut ketiga.
Gambar 1 Proyeksi
2.
Cara proyeksi sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Benda yang tampak di bawah ini
gambar (a) diletakkan di depan bidang-bidang proyeksi seperti pada gambar (b).
Ia diproyeksikan pada bidang belakang menurut garis penglihatan A, dan
gambarnya adalah gambar pandangan depan. Tiap garis atau tepi benda tergambar
sebagai titik atau garis pada proyeksi. Pada gambar (b) tampak juga proyeksi
benda bidang bawah menurut arah B, dan menurut arah C, padang bidang proyeksi
sebelah kanan, menurut arah D pada bidang proyeksi sebelah kiri, menurut arah E
pada bidang proyeksi atas dan meurut arah F pada bidang depan.
Jika
Proyeksi-proyeksi, seperti pada gambar (b), telah dibuat semuanya, hasilnya
kurang berguna, karena bidang-bidang proyeksinya disusun di dalam tiga dimensi.
Oler karena itu mereka harus diletakkan dalam satu lembar kertas gambar dalam
dua dimensi.
Gambar 2. Proyeksi
sudut pertama (Proyeksi Eropa)
Bidang-bidang proyeksi
dimisalkan merupakan suatu kubus tertutup gambar (b) di atas kemudian dibuka
seperti gambar (c) di atas sehingga semua sisi terletak pada bidang vertikal.
Susunan gambar proyeksi harus
demikian hingga dengan pandangan depan A sebagai patokan, pandangan atas B
terletak di bawah, pandangan kri C terletak di sebelah kanan, pandangan kanan D
terletak disebelah kiri, pandangan bawah E terletak di atas, dan pandangan
belakang F terletak di sebelah kti atau kanan. Hasil lengkapnya dapat dilihat
pada gambar (d) di atas.
Dalam gambar, garis-garis
tepi, yaitu garis-garis batas antara bidang-bidang proyeksi dan garis-garis
proyeksi tidak digambar.
Gambar proyeksi demikian disebut gambar
proyeksi sudut pertama. Cara ini disebut juga “Cara E” karena cara ini telah
banyak digunakan di negara-negara Eropa seperti Jerman, Swis, Prancis dan
lain-lainnya.
3.
Cara proyeksi sudut ketiga ( Proyeksi Amerika )
Benda
yang akan digambar diletakkan dalam peti kubus dengan sisi tembus pandang
sebagai bidang-bidang proyeksi
seperti gambar di
bawah ini (a). Pada
tiap-tiap bidang proyeksi
akan tampak gambar pandangan
dari benda menurut arah penglihatan, yang ditentukan oleh anak panah
Gambar 3. Proyeksi sudut ketiga (Proyeksi Amerika)
Pandangan depan dalam arah A
dipilih sebagai pandangan depan. Pandangan-pandangan yang lain diproyeksikan
pada bidang-bidang lainnya menurut gambar (a) di atas. Sisi-sisi kubus dibuka
menjadi satu bidang proyeksi depan menurut arah anak panah yang terdapat pada
gambar (b) di atas. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada gambar (c) di atas.
Dengan pandang depan A sebagai patokan, pandangan atas B diletakkan di atas,
pandangan kri C di sebelah kiri, pandangan kanan D diletakkan di sebelah kanan,
pandangan bawah E diletakkan di bawah, dan pandangan belakang F diletakan di
sebelah kiri atau kanan.
Susunan
proyeksi ini disebut proyeksi sudut ketiga, dan disebut juga dengan “cara A”
karena banyak dipakai di Amerika dan negara lainnya seperti Jepang, Canada,
Australia dan negaran-negara lainnya.
4.
Pengenalan cara-cara proyeksi dan lambangnya.
Jika hasil-hasil gambar
proyeksi sudut pertama dan proyeksi sudut ketiga dibandingkan, maka akan
terlihat bahwa gambar yang satu merupakan kebalikannya yang lain, dilihat dari
segi susunannya. Oleh karena itu perbedaannya sangat penting untuk
diperhatikan. Harus dicatat bahwa dua cara proyeksi ini jangan dipakai
bersamaan dalam satu gambar.
Dalam standar DIN ISO
5456-2(1998-04) telah ditetapkan bahwa kedua cara proyeksi boleh dipergunakan.
Untuk keseragaman, semua gambar dalam ISO digambar menurut proyeksi sudut
pertama.
Jika
pada gambar telah ditentukan cara proyeksi yang dipakai, maka cara yang dipakai
harus dijelaskan pada gambar dengan menggunakan simbol/lambang seperti di bawah
ini.
Gambar 4 Simbol/Lambang Proyeksi sudut pertama (Eropa) dan Sudut Ketiga (Amerika)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar