Senin, 20 April 2020

Materi Alat Ukur Teknik

MENGUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR

1. MEMBEDAKAN SISTEM PENGUKURAN
            Kualitas produk merupakan masalah yang tidak bisa diabaikan, oleh karenanya pengetahuan tentang pengukuran yang dilakukan terhadap benda kerja merupakan produk yang  sangat vital dalam menjamin kualitas dari produksi yang dihasilkan. Pengetahuan tentang pengukuran yang dimaksud adalah pengetahuan teknik untuk melakukan pengukuran atas bagian-bagian dan suatu benda hasil produksi, baik mengukur dimensi ataupun sifat geometris, berat, temperatur, kekerasan dari suatu produk atau parts mesin dengan alat dengan  cara yang tepat, sehingga hasil pengukurannya dianggap sebagai hasil yang paling dekat dengan ukuran sesungguhnya.

1.1 Klasifikasi Pengukuran
            Untuk mendapatkan pengukuran dengan tepat, dituntut adanya pengetahuan dan kemampuan mengoperasikannya yang memadai dan kemampuan untuk membedakan berbagai sistem pengukuran sesuai dengan spesifikasi/geometris benda yang akan diukur. Dengan kata lain setiap orang yang bekerja dalam bidang teknik harus mengetahui teknik pengukuran yang mempunyai ruang Iingkup tentang bagaimana cara menggunakan alat ukur dengan benar dan pengetahuan lain yang berkaitan erat dengan masalah pengukuran. Hanya saja penggunaan alat ukur tersebut juga akan dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya :
- Besar benda yang akan diukur,
- kondisi (fisik) benda yang akan diukur,
- posisi benda yang akan diukur,
- Tingkat ketelitian yang direncanakan
- efisien
- dsb

Dalam prakteknya pengkuran dapat diklasifikasikan antara lain ;
- Panjang
- Berat
- Temperatur
- Sudut
- Kerataan

A. Mengukur Panjang
Bagian yang termasuk pada klasifikasi pengukuran panjang adalah;
- diameter
- tebal
- tinggi
- lebar
-  melingkar.
-  Bidang.
        Untuk mengukur panjang dapat digunakan beberapa alat ukur, seperti: mistar baja, meteran gulung, jangka sorong, jangka kaki, jangka bengkok, pengukur ketinggian, dan alat ukur lainnya. Alat ukur ini termasuk pada pengukuran langsung. Dimana hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada alat ukur tersebut. Semua alat ukur tersebut hanya dibedakan oleh kapasitas alat ukur dan bentuk benda yang akan diukur.
Gambar 1. Penggaris dan Meteran
Gambar 2. Vernier Caliper (Jangka Sorong)
Gambar 3. Mikrometer

B. Mengukur Berat
Gambar 4. Neraca Pengukur Berat

           Banyak tipe yang digunakan dalam mengukur berat suatu benda pembacaan skala  secara digital maupun secara manual. Demikian juaga halnya dalam menghitung suatu berat benda juga tergantung kepada dimensi benda yang diukur dan kapasitas dari alat ukur tersebut.

C. Mengukur Temperatur
         Pengukuran temperatur dapat digunakan termometer atau alat yang sejenisnya. Alat ini dalam pembacaannya tidak memerlukan suatu teknik yang khusus.

D. Pengukur kerataan (Straiht gauge)
       Pengukur kerataan (Straiht gauge) Dial Indicator digunakan Dial Indicator untuk mengukur perbedaan ketinggian/set up mesin dan juga dapat digunakan untuk mengukur kerataan.

E. Mengukur Sudut (Angle Measure)
        Busur sudut (Protractor ) digunakan untuk menandai/mengukur suatu sudut atau kemiringan benda kerja. Alat lain yang juga dapat digunakan yaitu kombinasi set (vernier, Protractor).

2. Unit Pengukuran dan Konversi
       Sistem pengukuran yang digunakan khususnya dalam bidang teknik adalah sistem matrik dan ada juga yang menggunakan sistem imperial (pembagaian dalam satuan Inggris) khususnya pengukuran panjang, berat, dan temperatur. Dasar dari unit pengukuran dalam bidang keteknikan adalah:

Besaran
metrik
imperial
Panjang
Temperatur
Berat
meter (m)
Celcius (oC)
kilogram  (kg)
feet
Fahtenheit
pound
3. Panjang
        Mengukur panjang suatu benda merupakan pengukuran yang dimulai dengan menarik garis dari sutu titik ke titik ke dua dengan lurus atau dapat dikatakan suatu garis lurus. Jika pengukuran yang dilakukan terhadap garis tengah lingkaran atau diameter pada adasarnya adalah menarik garis lurus dari sisi pertama ke sisi yang lain.
Dalam sistem matrik unit yang sering digunakan dalam ilmu teknik dalam mengukur panjang adaah milimeter (mm ). Dimana 1000 mm sama dengan I m
1000 mm = 1 m

Jika pengukuran yang sangat panjang satuan yang digunakan adalah kilometer. Dimana 1000 meter sama dengan satu kilometer.
1000 m = 1 km

Pada sistem Imperial, feet merupakan  satauan yang digunakan untuk mengukur panjang  dalam bengkel (workshop) dan sebagian industri pemesinan. Pengukuran panjang yang ukuran pendek digunakan satuan inchi (in atau “)
12” = 1 ft
Satuan lain yang digunakan dalam pengukuran panjang  dalam sistim imperial adalah yard (yd)  dan mile
3 ft = 1 yd
5280 ft = 1 mile
Satuan yang digunakan dalam satuan metrik dan imperial dapat dihitung dengan sistim konversi faktor.  Beberapa bengkel (workshop) teknik untuk memudahkan dalam menerjemahkan/pembacaan ukuran digunakan tabel konversi.
Dalam prakteknya konversi antara ukuran metrik ke ukuran imperial atau sebaliknya, hasil konversi untuk metrik digunakan dua angka debelakang koma sedangkan untuk imperial digunakan 3 angka debelakang koma.

Untuk konversi milimeter ke inchi,

1 in = 25,4 mm
Konversi 10 mm ke inchi.
                   10 mm  :  25,4 = 0,394”

Konversi 44,45 mm ke dalam satuan inchi,
                   44,45 mm  :  25,4 = 1,75” 

Konversi 2” ke mm
                   2”  X  25,4  =  50,8 mm

Pengukuran yang menggunakan satuan imperial ukuran yang ditulis sering menggunakan bilangan pecahan seperti 1/2 ” jika ukurannya kurang dari satu.

Ukuran pada satuan inchi ditulis tidak menggunakan bilangan berkoma/desimal tetapi dengan bilangan pecahan.

Konversi 3/8 inchi ke  bilangan desimal
                   3 : 8  = 0,375 “
Jika ukuran bilangan bulat dengan pecahan ( contoh 11/2 “). Untuk memudahkan dalam konversi bilangan ini dapat dilakukan dengan cara menjadikan bilangan pecahan kedalam bilangan berkoma. Contoh:

Konversi 111/16” ke dalam  mm
Penyelesaian;
11/16”   jadi  11 : 16 = 0,688”
                   111/16”  = 1,688”
v  1,688” X 25,4 = 42,88 mm

Konversi  feet ke meter dan milimeter, 1 m = 3,2808 ft
3’ : 3,2808 = 0,91441 m
                             = 914,41 mm

Bentuk konversi yang sering digunakan dalam bengkel (workshop) adalah bengan cara  memisahkan konversi antara bilangan bulat dengan bilangan pecahan Contoh;

Konversi 21/2” ke dalam mm
Penyelesaian;
           1/2”      = 12.7 mm
      2”         = 50,8 mm
                  21/2”     = 63,50 mm

Konversi  12,54 mm ke inchi
Penyelesaian;
           10 mm  =  0,3937”
            2  mm  =  0,0787”
        0,54 mm  = 0,0213”
           12,54 mm = 0,4937” 
4. Temperatur
         Pengukuran temperatur satuan yang digunakan dalam satuan metrik adalah Celcius (0C). Sistim imperial satuan yang digunakan adalah Fahrenheit (oF). 
               Pada sistim metrik temperatur sering juga disebut skala perseratus. Celcius dan skala perseratus simbol yang digunakan sama.
5. Berat
      Satuan untuk mengukur/menimbang berat yang digunakan dalam sistem metrik adalah gram (g), kilogram (kg), dan ton. Konversi gram ke kilogram dan kilogram ke ton adalah;
1000 g = 1 kg
1000kg = 1 ton

Pada sistim imperial satuan untuk mengukur berat adalah ounce (oz), pound  (lb), dan  ton (t).
16 oz = 1 lb
2240 lb = 1 t

Perubahan kilogram ke pound,  satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
            80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan kilogram ke pound,  satu kilogram = 2.2046 pound
Konversi 80 kg ke pound
      80 kg X 2,2046 = 176,4 lb

Perubahan pound ke kilogram,  satu poung = 1/2.2046 kilogram
Konversi 210 pound ke kg
      210 pound : 2,2046 = 95,3 kg

Perubahan gram ke ounce,  satu gram = 28,35 ounce (oz)
Konversi 17,6 ounce ke gram
      17,6 oz x 28,35 = 498,96 gr

Perubahan ounce ke gram,  satu ounce = 1/28,35  ounce (oz)
Konversi 453,6 gr ke oz
            453,6 gr: 28,35 = 16 oz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar